The history of Industrial Engineering

4:29 AM
Hallo Engineers of Industry. Ada yang tau kenapa bisa ada Industrial Engineering? Kapan sih lahirnya Industrial Engineering? Ingin tau lebih jelas baca ini aja ya guys.


The history of Industrial Engineering.
Perkembangan ilmu pengetahuan tidak berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, dimana para ilmuwan memberikan sumbangan menurut kemampuannya. Penemuan-penemuan yang dilakukan oleh manusia tidak terpusat melainkan menyebar dari Babylonia, Mesir, Cina, India, Irak, Yunani hingga ke daratan Eropa, hal ini membuktikan bahwa manusia dihadapkan pada tantangan yang memacu daya kreativitasnya.
Teknik industri lahir sejak persoalan produksi, sejak manusia harus mewujudkan sesuatu untuk memenuhi keperluan hidupnya. Persoalan produksi muncul pada zaman Pra Yunani kuno, saat manusia menggunakan batu sebagai peralatannya. Pada masa itu manusia menggunakan batu untuk peralatan bekerja sebagai alat pemotong atau pembelah. Alat seperti jarum yang digunakan untuk menjahit, terbuat dari tulang. Alat-alat yang digunakan mengalami perbaikan secara terus menerus dengan cara coba-coba dan manusia melakukan seleksi alat yang sesuai untuk keperluan kerja. Perbaikan-perbaikan ini tidak lain hanya untuk meningkatkan produktivitas pada persoalan produksi dan ini terjadi sampai saat ini. Meskipun konsep Teknik Industri sudah muncul pada zaman Pra Yunani kuno, namun disiplin Teknik Industri berakar kuat pada masa revolusi industri (1750-an). Disiplin ini pada awalnya dikembangkan oleh beberapa individu yang berusaha mencari/mengembangkan prinsip-prinsip organisasi dan manajemen produksi tingkat lanjut. Revolusi industri dimulai di Inggris, dimana proses manufaktur terjadi perubahan yang dramatis. Inovasi teknologi ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa operasional manual tradisional di industri tekstil. Pada tahun 1765 ditemukan mesin pintal oleh James Hargreaves dan pada tahun yang sama diciptakannya mesin uap oleh James Watt yang dianggap sebagai inovasi yang sangat besar.
Adam Smith (The wealth of nations, 1776) mengemukakan konsep perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan tenaga-tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi. Disiplin ini akhirnya berkembang untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan terampil dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian serta pengendalian suatu sistem produksi yang luas dan kompleks. Kebutuhan ini meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang merupakan pendorong berdirinya disiplin Teknik Industri. Demikian pula Charles Babbage sebagai seorang pendahulu dalam pengembangan konsep Teknik Industri yang mengemukakan bahwa perlunya pembagian kerja untuk meningkatkan produktivitas dalam bukunya “On Economy of Machinery and Manufacturers” 1832. Dengan pembagian kerja (sesuai dengan spesialisasinya) pekerjaan akan menjadi lebih sederhana.
Pada tahun 1886, Herry Towne mengemukakan pentingnya para insinyur untuk memperhatikan profitabilitas dari keputusan yang diambil dalam tulisannya “The Enginees as Economist” yang dimuat pada “Transactions of the American Society of Mechanical Engineers”. Towne menekankan pada pentingnya ilmu ekonomi untuk para engineer dalam mengambil keputusan. Anggota lain dari The American Society of Mechanical Engineers (ASME) yang dipengaruhi oleh konsep Towne adalah Frederic W. Taylor yang kemudian dikenal dengan Bapak Teknik Industri. Pada tahun 1874, Taylor bekerja diperusahaan hidraulik menjadi seorang mekanik. Sembilan tahun kemudian menikah dan menerima gelar sarjana Teknik Industri dari Steven Institute, dan kemudian dipromosikan menjadi kepala teknik pada pabrik baja di Amerika. Usaha-usahanya pada perusahaan baja membawa pemikiran apa yang dikenal sebagai “Scientific Management” disini bidang engineering harus ikut bertanggung jawab terhadap hal-hal yang menyangkut perancangan, pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian tenaga kerja. Pada tahun 1881, Taylor melakukan studi tentang pemotongan baja selama 25 tahun dan dipublikasikan di Transaction of The American Society of Mechanical Engineers pada tahun 1907 yang merupakan paper terpanjang.
Selanjutnya di Bethlehem Steel, Taylor melakukan analisis tentang percobaan menyekopan untuk mengangkat biji batu bara dan biji besi. Satu skop penuh untuk biji batu bara beratnya hanya 3,5 pound. Sedangkan satu skop penuh untuk biji besi beratnya 38 pound. Dari kasus ini, Taylor menyimpulkan bahwa jenis skop yang sama tidak ideal digunakan untuk semua pekerjaan. Untuk itu Taylor menugaskan dua orang untuk melakukan pekerjaan penyekopan dengan ukuran skop yang bervariasi dari yang berkapasitas kecil hingga yang berkapasitas besar. Setelah melakukan beberapa eksperimen dia temukan bahwa skop dengan kapasitas 21,5 pound merupakan bobot yang ideal. Produktivitas penyekopan dapat ditingkatkan secara dramatis. Sehingga dalam periode 3,5 tahun jumlah pekerja penyekopan dapat dikurangi dari 500 menjadi 140 tenaga kerja.
Hasil penelitian yang lainnya dari Taylor adalah penentuan metode untuk pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan pemindahan besi gumbal untuk menentukan metode pemindahan, kecepatan, waktu kerja dan waktu istirahat yang optimal. Sebelum penelitian Taylor memilih pekerja dan diberi pengarahan yang intinya bahwa penelitian yang dilakukan bukan untuk mengukur kekuatan maksimum pekerja tetapi untuk mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja yang dikeluarkan agar pekerja tersebut dapat memberi hasil yang sebanyak-banyaknya. Sebelum dilakukan penelitian, pekerja yang dipilih dilatih terlebih dahulu agar mempunyai keseragaman dalam melakukan pekerjaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu istirahat dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja yang dikembangkannya dikenal sebagai Work Design or Method Study. Taylor juga dikenal sebagai pelopor aktivitas yang sekarang dikenal dengan pengukuran kerja. Aktivitas ini ditekankan pada penentuan waktu baku dengan menggunakan jam henti bagi seorang pekerja yang melakukan pekerjaan. Studi yang dilakukan Taylor pada dasarnya ditekankan pada peningkatan efisiensi yang diterapkan pada tiap bagian. Peningkatan efisiensi manual di tiap bagian dilakukan dengan mengeliminir gerakan yang tidak bermanfaat, gerakan yang lambat dan gerakan yang mengganggu. Pekerjaan mekanik ditingkatkan dengan memanfaatkan peralatan bantu seperti jigs dan fixture. Sistem yang dikembangkan Taylor dalam upaya peningkatan efisiensi kerja difokuskan pada perbaikan metode kerja, mengurangi waktu kerja dan mengembangkan standar kerja. Pada sisi lain, ide Taylor mengenai peningkatan efisiensi dan produktivitas tidak lepas dari perasaan khawatir, bahkan timbul kecaman dari perkumpulan tenaga kerja Amerika yang menilai pendapat Taylor tersebut sebagai rencana serius untuk mengurangi keterlibatan manusia yang digantikan dengan mesin.
Tokoh Teknik Industri lainnya adalah Frank B. Gilbreth yang lahir di Maine Fairfield 7 Juli 1868. Beliau memperkenalkan analisis gerakan yang disebut Micromotion Studies pada pertemuan American Society of Mechanical Engineers (ASME). Pada mulanya ia adalah seorang kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika Serikat. Bersama istrinya, Lilian seorang Doctor di bidang psikologi, telah memperkuat peranan faktor manusia pada konsep Teknik Industri. Gilbreth sangat berjasa dalam usaha memberi landasan untuk mngeidentifikasi dan menganalisa gerakan-gerakan dasar manusia pada saat melakukan kerja manual dan Gilbreth ini banyak sekali memberi kesadaran bagi manajemen arti pentingnya penyederhanaan didalam perencanaan, cara dan prosedur kerja guna memperoleh cara kerja yang efektif dan efisien. Prosedur yang dilakukan adalah dengan membagi pekerjaan menjadi elemen-elemen gerakan dasar. Elemen-elemen gerakan-gerakan dasar yang dipimpin oleh Gilbreth berjumlah 17 gerakan dasar dan dengan elemen-elemen inilah perbaikan-perbaikan dilakukan.
Tokoh lain yang mengembangkan disiplin Teknik Industri adalah Henry Gantt yang mengembangkan prosedur penjadwalan tenaga kerja dengen menggunakan peta balok atau peta Gantt. Ralph Barnes, Doctor Teknik Industri pertama dari Cornell University tahun 1933. Karya beliau adalah buku klasik yaitu Motion and Time Study. H. B. Maynard, G.J. Stegmertendan S.M Loury (1927) menulis buku “Motion and Time Study” dan menekankan pada pentingnya studi gerakan dan metode kerja yan baik. Pada tahun 1932, A.H, Mogenson mempublikasikan “Common Sense Applied to Time and Motion Study” memfokuskan pada konsep studi gerakan dengan pendekatan penyederhanaan kerja. Disamping tokoh-tokoh tersebut diatas masih banyak pelopor-pelopor yang dianggap berjasa dalam memberi landasan pengembangan Teknik Industri seperti L.P. Alford, Arthur C. Anderson, W.Edward Deming, Eugene L. Grant, Robeth Hoxie, Joseph Juran, Marvin E. Mundel dan Walter Shewart. [ETP]

Sumber : Pengantar Teknik Industri Hari Purnomo
Share this with short URL: Get Short URLloading short url

Share this

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie is a platform to facilitate the academic and non academic capability of students in Industrial Engineering Universitas Bakrie.


Artikel Menarik Lainnya

Next Article
Next Post
Previous Article
Previous Post

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments