THEORY OF CONSTRAINT

7:18 PM

Theory of Constraint atau lebih dikenal dengan Teori Kendala adalah filsafat manajemen menyeluruh yang diperkenalkan oleh Dr. Eliyahu M. Goldratt dalam bukunya yang berjudul The Goal pada tahun 1984. Dalam teori tersebut dimaksudkan agar dapat membantu organisasi untuk terus-menerus mencapai tujuan mereka. Inti dari judul buku ini adalah bahwa sistem manajemen manapun terbatas dalam meraih satu atau lebih dari tujuannya oleh setidaknya satu kendala. Proses TOC berfungsi untuk  mengidentifikasi kendala-kendala dan merestrukturisasi organisasi melalui Lima Tahap Fokus (Five Focusing Steps).
Ide dasar Teori Kendala adalah bahwa organisasi dapat diukur dan dikendalikan oleh tiga ukuran yaitu through put, ongkos operasional dan inventaris. Through put merupakan tingkat sejauh mana sistem dapat menghasilkan uang melalui penjualan. Inventaris merupakan semua uang yang telah ditanamkan oleh sistem dalam bentuk pembelian barang-barang untuk dijual. Ongkos operasional merupakan semua uang yang telah dibelanjakan sistem untuk mengubah inventaris menjadi through put. "The Goal" sendiri berarti "menghasilkan uang". Semua bentuk keuntungan yang lain diturunkan dari tujuan tunggal yang utama ini.
Menurut Hansen dan Mowen, terdapat jenis kendala yang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
·   Berdasarkan asalnya
1.      Kendala internal (internal constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari dalam perusahaan, misalnya pada keterbatasan jam mesin. Kendala internal harus dimanfaatkan secara optimal untuk meningkatkan through put semaksimal mungkin tanpa meningkatkan persediaan dan biaya operasional.
2.      Kendala eksternal (external constraint) adalah faktor-faktor yang membatasi perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, misalnya permintaan pasar atau kuantitas bahan baku yang tersedia dari pemasok. Kendala eksternal yang berupa volume produk yang dapat dijual, dapat diatasi dengan menemukan pasar, meningkatkan permintaan pasar ataupun dengan mengembangkan produk baru.
·      Berdasarkan sifatnya
1.      Kendala mengikat (binding constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang telah dimanfaatkan sepenuhnya.
2.     Kendala tidak mengikat atau kendur (loose constraint) adalah kendala yang terdapat pada sumber daya yang terbatas yang tidak dimanfaatkan sepenuhnya.
Selain itu Kaplan dan Atkinson menambahkan pengelompokan kendala dalam tiga bagian yaitu:
1.   Kendala sumber daya (resource constraint). Kendala ini dapat berupa kemampuan factor input produksi seperti bahan baku, tenaga kerja dan jam mesin.
2.   Kendala pasar (market resource). Kendala yang merupakan tingkat minimal dan maksimal dari penjualan yang mungkin selama dalam periode perencanaan.
3.      Kendala keseimbangan (balanced constraint). Diidentifikasi sebagai produksi dalam siklus produksi.
Drum buffer rope merupakan metode yang digunakan TOC dalam mengatur aliran produksi. Langkah awal dalam mengatur aliran produksi adalah membuat rencana produksi. Dalam membuat rencana produksi perlu diperhatikan bahwa jumlah produksi tidak melebihi permintaan pasar, terdapat cukup material untuk memenuhi rencana produksi, dan cukup kapasitas sumber daya untuk mengolahnya. Setelah hal-hal tersebut terpenuhi, selanjutnya adalah menentukan jadwal sumber daya konstrain kapasitas (Capacity Constraint Resource: CCR). Jadwal CCR digunakan untuk membuat rencana produksi akhir. Rencana produksi modifikasi tersebut disebut MPS (Master Production Schedule). Proses membuat MPS ini disebut sebagai drum.
Analogi DBR memberikan gagasan mengenai hubungan antara kapasitas sumber dan waktu antrian pada lini produksi untuk performansi waktu antar pesanan dengan persediaan antara yang sedikit. Konsep DBR dalam sistem produksi dapat dinyatakan sebagai usaha untuk menghasilkan produk sebanyak-banyaknya dengan lead time yang rendah dan persediaan di setiap stasiun juga rendah.
Drum adalah laju produksi keseluruhan dari lini produksi. Setiap sumber produksi mengalami fluktuasi statistic dan gangguan pada saat mengolah bahan baku atau komponen. Setiap sumber juga memiliki kapasitas yang berbeda, dan sumber dengan kapasitas yang paling kecil disebut sumber pembatas (bottleneck).
Buffer dapat ditempatkan di semua bagian dalam sistem produksi, tetapi stasiun-stasiun non-konstrain tidak perlu diberikan buffer, karena stasiun-stasiun ini masih memiliki kelebihan kapasitas (excess capacity) yang akan berfungsi seperti buffer bagi stasiun tersebut. Kelebihan kapasitas inilah yang menjadi pelindung terhadap fluktuasi yang mungkin terjadi pada stasiun-stasiun lainnya, oleh karena itu kapasitas berlebih ini juga disebut sebagai kapasitas pelindung (protective capacity). Kelebihan kapasitas yang dimiliki oleh stasiun kerja memberikan kemampuan stasiun tersebut untuk meningkatkan laju produksi saat dibutuhkan.
Rope melambangkan titik kendali yang menentukan kapan bahan baku dilepaskan ke lantai pabrik. Adanya rope ini akan mengurangi jumlah persediaan yang terjadi pada stasiun kerja dan menjaganya pada tingkat tertentu yang sesuai, karena setiap stasiun akan melakukan produksi sesuai dengan kebutuhan stasiun konstrain, bukan sesuai kapasitasnya. Bahan baku hanya bisa dilepaskan sesuai dengan laju produksi sumber pembatas. Dengan cara ini work in process inventory (WIP) hanya terjadi persis di depan sumber pembatas dan dapat dipastikan bahwa material akan selalu tersedia pada saat akan diproses oleh sumber pembatas, sehingga laju produksi tidak terputus.
Sumber ini tidak memiliki kapasitas yang cukup dalam memenuhi permintaan. Sumber ini juga perlu dilindungi dari fluktuasi statistik dan gangguan yang terjadi pada sumber-sumber sebelumnya. Untuk mencegah menganggurnya sumber pembatas akibat kekacauan yang terjadi pada sumber sebelumnya, maka buffer ditempatkan di depan sumber pembatas (constraint buffer). Buffer ini juga berfungsi agar laju produksi tidak terganggu oleh gangguan yang terjadi dalam sistem produksi, oleh karena itu buffer ini dikenal juga sebagai buffer pelindung (protective buffer).
Dalam mengimplementasikan ide-ide sebagai solusi dari suatu permasalahan, Goldratt mengembangkan 5 (lima) langkah yang berurutan agar proses perbaikan lebih fokus dan berakibat lebih baik bagi sistem. Langkah-langkah tersebut adalah:
Identifikasi konstrain sistem (identifying the constraint). Mengidentifikasi bagian sistem manakah yang paling lemah kemudian melihat kelemahanya apakah kelemahan fisik atau kebijakan.
Eksploitasi konstrain (exploiting the constraint). Menentukan cara menghilangkan atau mengelola constraint dengan biaya yang paling rendah.
Sub-ordinasi sumber lainnya (subordinating the remaining resources). Setelah menemukan konstrain dan telah diputuskan bagaimana mengelola konstrain tersebut maka harus mengevaluasi apakah kostrain tersebut masih menjadi kostrain pada performansi sistem atau tidak. Jika tidak maka akan menuju ke langkah kelima, tetapi jika masih, maka akan menuju kelangkah keempat.
Evaluasi konstrain (Elevating the constraint). Jika langkah ini dilakukan, maka langkah kedua dan ketiga tidak berhasil menangani konstrain. Maka harus ada perubahan besar dalam sistem, seperti reorganisasi, perbaikan modal, atau modifikasi substansi sistem.
Mengulangi proses keseluruhan (repeating the process). Jika langkah ketiga dan keempat telah berhasil dilakukan maka akan mengulangi lagi dari langkah pertama. Proses ini akan berputar sebagai siklus. Tetap waspada bahwa suatu solusi dapat menimbulkan konstrain baru perlu dilakukan.
            “Nah, apakah sudah dapat dimengerti bukan, apa itu Theory of Contraint? Semoga artikel mengenai Theory of Contraint ini dapat bermanfaat” Terimakasih.

Sumber :

Penulis              : Annissa Fanya
                            Teknik Industri Universitas Bakrie Angkatan 2014
Editor               : HMTI-UB
Redaksional     : HMTI-UB
Share this with short URL: Get Short URLloading short url

Share this

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie is a platform to facilitate the academic and non academic capability of students in Industrial Engineering Universitas Bakrie.


Artikel Menarik Lainnya

Next Article
Next Post
Previous Article
Previous Post

Blogger
Disqus
Pilih Sistem Komentar Yang Anda Sukai

No comments