KSATRIA VIII (Kebersamaan Mahasiswa Teknik Industri Angkatan ke-8)

3:37 PM Add Comment
Sehubungan dengan dimulainya tahun ajaran baru 2018/2019, tentunya akan ada mahasiswa baru Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie angkatan 2018. Oleh karena itu, kami, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie (HMTI-UB) mengadakan acara  KSATRIA VIII. KSATRIA VIII merupakan program kerja perdana yang diadakan oleh Departemen Sumber Daya Mahasiswa (SDM) setiap periodenya. Program kerja ini sebagai awal pengenalan nilai-nilai yang menjadi ciri khas Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie, serta untuk memperkenalkan seluruh civitas akademik dari Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie kepada mahasiswa baru tersebut. Tema dari kegiatan ini adalah Membentuk Karakter Mahasiswa/i Teknik Industri yang Beretika Santun, Disiplin, Cerdas, dan Memiliki Rasa Kekeluargaan.” Kegiatan ini juga sebagai sarana untuk memperkenalkan serta menanamkan nilai-nilai yang menjadi ciri khas Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie , yaitu IMPROVES. Apa sih IMPROVES itu ? Jadi, IMPROVES itu singkatan dari:    
·       Innovate
·       Mindful
·       Productive
·       Responsive & Responsible
·       Organize
·       Visionary
·       Effective-efficient
·       Systematic


            Kegiatan KSATRIA VIII tahun ini dilaksanakan selama dua hari, yaitu pada hari Minggu, 7 Oktober 2018 dan Sabtu, 13 Oktober 2018. Pada hari pertama diawali dengan sambutan yang disampaikan oleh Ketua Panitia, Ketua HMTI-UB, dan Kepala program Studi Teknik Industri. Setelah itu acara dilakukan dengan acara FGD atau “Focus Group Discussion”. FGD merupakan diskusi kelompok untuk mengukur sejauh mana peserta KSATRIA VIII memahami keilmuan Teknik Industri. Topiknya berdiskusi mengenai apa saja yang mereka ketahui tentang keilmuan teknik industri. Setelah itu mereka mempresentasikan hasil diskusinya. Peserta KSATRIA VIII akan mendapatkan feedback mengenai penilaian atas hasil presentasi mereka. Penilaian akan dilakukan oleh dosen Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie sebagai narasumber. Dilanjutkan dengan sesi talkshow yang dihadiri oleh Ir. Gunawarman Hartono sebagai narasumber yang memberikan materi mengenai keilmuan teknik industri secara umum serta teknik industry secara khusus di Universitas Bakrie secara dua arah, serta memberikan masukan dan penilaian atas hasil FGD. Selain itu, ada tiga pembicara lagi yang merupakan alumni Teknik Industri Universitas Bakrie.



            Acara sesi hari pertama ditutup dengan games Do It Yourself” (DIY). Peserta dilatih untuk menciptakan suatu barang baru dengan menggunakan barang bekas. Barang yang diciptakan tentunya harus bermanfaat dan dalam proses pembuatannya peserta harus menanamkan nilai-nilai IMPROVES.





            Di sesi hari kedua fokus kepada penanaman dan review dari value IMPROVES. Di hari terakhir KSATRIA VIII ini ada dua narasumber. Narasumber tersebut merupakan kakak alumni Teknik Industri Universitas Bakrie. Setelah itu, dilanjutkan dengan games outdoor  “Finding Me.” Peserta harus  dapat menentukan/merencanakan strategi untuk mencari benda yang telah disembunyikan dengan berfikir secara cepat dan tepat sekaligus melatih kekompakan satu angkatan. Setelah kegiatan tersebut berakhir, peserta diarahkan kembali ke dalam ruangan untuk mengikuti rangkaian acara selanjutnya berupa prosesi dan pembacaan  ikrar yang telah mereka buat. Ikrar tersebut sebagai janji mereka selama berkuliah di Universitas Bakrie. Setelah prosesi, akan ditampilkan video selama kegiatan KSATRIA VIII dari hari pertama hingga hari kedua, serta menampilkan tugas video angkatan yang telah dibuat oleh mahasiswa Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie angkatan 2018. Di akhir acara akan ada awarding time yaitu pemberian penghargaan dengan nominasi peserta KSATRIA VIII terbaik, video project individu terbaik, serta pemenang dari closing games. Peserta terbaik dinilai berdasarkan perolehan bintang terbanyak. Bintang diperoleh jika peserta aktif dalam rangkaian kegiatan, seperti aktif bertanya, aktif dalam kelompok games dan aktif dalam berpendapat.




            Selamat bergabung menjadi Keluarga Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie (KMTI-UB) adik-adik Teknik Industri 2018 !!!

Foto selengkapnya:




















TANTANGAN MENGHADAPI REVOLUSI INDUSTRI 4.0

5:17 PM Add Comment

Revolusi industri merupakan proses perubahan secara besar pada aspek-aspek seperti teknologi, manufaktur, transportasi, dan mempunyai dampak yang sangat kuat terhadap kondisi sosial maupun ekonomi disuatu negara. Hingga saat ini, dunia sudah mengalami tiga kali revolusi industri, revolusi generasi pertama melahirkan sejarah ketika tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin. Salah satunya adalah kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi ini dicatat oleh sejarah berhasil mengerek naik perekonomian secara dramatis di mana selama dua abad setelah Revolusi Industri terjadi peningkatan rata-rata pendapatan perkapita Negara-negara di dunia menjadi enam kali lipat. Diantara akhir abad ke-19 dan dua dekade pertama pada abad ke-20, dengan meluasnya distribusi listrik, komunikasi, sehingga terciptanya division of labourproduksi massal, dan revolusi industri kedua. Pada tahun 1950-an, revolusi industri ketiga terjadi adanya pengembangan pada sistem digital, teknologi informasi, sehingga muncul cara baru untuk menghasilkan output, memproses input, dan berbagi informasi.

Revolusi industri generasi keempat ini ditandai dengan kemunculan superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak. Hal inilah yang disampaikan oleh Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman of the World Economic Forum dalam bukunya The Fourth Industrial Revolution.


Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini bukan lagi menjadi kelanjutan untuk revolusi industri ketiga, melainkan menjadi jalan untuk datangnya revolusi industri 4.0. Davis (World Economic Forum, 2016) mengartikan industri 4.0 ini sebagai cyber-physical systems yang berarti teknologi bukan lagi menjadi ‘alat’ melainkan tertanam pada kehidupan masyarakat. Artificial Intelligence, nanotechnology, biotechnology, autonomus vehicles, dan 3D printing merupakan contoh semakin luasnya perkembangan teknologi saat ini. Schwab (World Economic Forum, 2016) menjelaskan bahwa transformasi teknologi saat ini bukan perpanjangan dari revolusi industri ketiga, melainkan kedatangan revolusi industri keempat. Dibandingkan dengan revolusi industri terdahulu yang berubah secara linier, industri 4.0 berubah secara eksponensial sehingga dapat mengganti sistem produk, manajemen, bahkan kepemerintahan secara dalam.

Industri 4.0 menghasilkan "pabrik cerdas". Di dalam pabrik cerdas berstruktur moduler, sistem siber-fisik mengawasi proses fisik, menciptakan salinan dunia fisik secara virtual, dan membuat keputusan yang tidak terpusat. Lewat Internet untuk segala (IoT), sistem siber-fisik berkomunikasi dan bekerja sama dengan satu sama lain dan manusia secara bersamaan. Lewat komputasi awan, layanan internal dan lintas organisasi disediakan dan dimanfaatkan oleh berbagai pihak di dalam rantai nilai.



Selain itu, di Indonesia sendiri sudah membuat sebuah strategi untuk menghadapi Industri 4.0 ini. Yaitu dengan adanya Making Indonesia 4.0 sebagai sebuah roadmap (peta jalan) yang terintegrasi untuk mengimplementasikan sejumlah strategi dalam memasuki era Industry 4.0. Guna mencapai sasaran tersebut, langkah kolaboratif ini perlu melibatkan beberapa pemangku kepentingan, mulai dari institusi pemerintahan, asosiasi dan pelaku industri, hingga unsur akademisi. Dan sektor industri nasional perlu banyak pembenahan terutama dalam aspek penguasaan teknologi yang menjadi kunci penentu daya saing di era Industri 4.0. Adapun lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing.

Revolusi industri 4.0 tidak lepas dari adanya tranformasi teknologi yang semakin berkembang pesat yang menjadikan teknologi ini dikenalai oleh kalangan masyarakat. (Davis, 2016) Seiring berjalannya waktu teknologi yang terus berubah akan mendorong semakin besarnya tekanan akan persaingan tenaga kerja yang memperburuk ketidaksetaraan, karena pendapatan pekerja berkurang (Basu, 2016). Revolusi industri 4.0 dapat menghasilkan ketidaksetaraan yang lebih besar, terutama yang berpotensi mengganggu pasar tenaga kerja. Perubahan dari labor-intensive menjadi otomasi dapat memperburuk kesenjangan antara pengembalian modal dan upah tenaga kerja. (Brynjolfsson dan McAfee, 2016) Hal inilah yang menyebabkan upah tenaga kerja diposisi yang sama bahkan terus menurun akibat transformasi teknologi (Schwab, 2016) Lalu, yang terakhir adalah bagaimana konsumen di era modern tidak lagi hanya menginginkan produk berupa barang, tetapi juga menuntut adanya layanan jasa yang akan membuat tatanan hidupnya jauh lebih mudah dan lebih menguntungkan bagi masyarakat (Soca, 2017).

Manfaat Revolusi Industri 4.0
1. Dengan adanya revolusi yang berbasis teknologi digital ini, masyarakat bisa menggunakan produk yang semakin canggih;
2. Produk-produk yang dihasilkan dalam negeri bisa lebih bervariasi lagi;
3. Masyarakat semakin mudah untuk mengetahui teknologi terkini;
4. Menghemat biaya.

Dari adanya sebuah manfaat, pasti ada pula kekurang dari Revolusi Industri 4.0 itu sendiri. Namun juga banyak kesempatan positif yang bisa kita pakai untuk menjadikan sebagai pemenang. Apabila kita bisa memanfaatkan peluang-peluang ini

Teknologi Cyber-Physical, misalnya ditandai dengan munculnya Autonomous Vehicle, mobil tanpa awak. Three-D-Printing, yang bisa membuat barang secara sempurna dengan cara yang cepat dan murah dan Advanced Robotic yang bisa mengambil alih peran manusia.

Ada pula Internet-of-Things, Big Data, Artificial Intellegence dan Virtual Reality yang ternyata terus berkembang, yang mulai diaplikasikan dalam Block-chain juga dalam Crypto-currency yaitu mata uang yang tanpa bank sentral, yang saat ini sedang diperebutkan banyak orang. Dan lain-lain. 

Revolusi Industri 4.0 merupakan tantangan besar yang harus dihadapi saat ini karena tidak hanya mempengaruhi pasar, tetapi mempengaruhi sosial dan ekonomi negara tersebut.

Jadi, sudahkah kita semua siap menghadapi Industri 4.0?

*diambil dari berbagai sumber

Close House HMTI-UB periode 2017/2018

1:00 PM 1 Comment
Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie (HMTI-UB) periode 2017/2018 telah melalui masa kepengurusannya hampir satu periode penuh.
Dalam rangka mempertanggungjawabkan dan melaporkan hasil kegiatan Himpunan Mahasiswa Teknik Industri (HMTI-UB) selama satu periode, maka perlu diadakan suatu kegiatan yang terbuka untuk seluruh mahasiswa/i Universitas Bakrie pada umumnya dan seluruh mahasiswa/i Teknik Industri Universitas Bakrie pada khususnya.

Oleh karena itu, Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie (HMTI-UB) periode 2017/2018 ini akan mengadakan acara Close House selain untuk tujuan di atas, acara ini juga dapat mempererat hubungan antara anggota Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie (HMTI-UB) dengan mahasiswa/i Teknik Industri Universitas Bakrie pada khususnya dan seluruh Mahasiswa/i Universitas Bakrie umumnya.

Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie (HMTI-UB) periode 2017/2018 berharap agar kegiatan ini bisa memberikan manfaat bagi masyarakat Teknik Industri dan masyarakat Universitas Bakrie dengan mereka mengetahui hasil kerja HMTI-UB selama menjabat di periode 2017/2018.

Kegiatan ini dilaksanakan pada:
hari, tanggal : Kamis, 24 Mei 2018,
waktu : 13.00 s.d. 15.00 WIB,
tempat : Ruang 7 Universitas Bakrie.

Registrasi acara dimulai pada pukul 13.00 WIB s.d. 13.30 WIB. Setelah registrasi, peserta diperbolehkan memasuki ruangan dengan diberikan kuesioner oleh panitia. Pada pukul 13.30 WIB acara dimulai dan diawali dengan sambutan ketua pelaksana dan ketua HMTI-UB 2017/2018. Pada pukul 13.34 dilanjutkan dengan pemutaran video yang berisi kesan dan pesan dari setiap departemen yaitu kesan selama menjalankan himpunan selama satu periode dan pesan yang ditujukan untuk HMTI-UB periode selanjutnya agar lebih baik lagi, peserta sangat menikmati video tersebut sehingga selama acara berlangsung peserta merasa terhibur dengan video  tersebut. Setelah video pesan dan kesan setiap departemen telah selesai di putar, kemudian dilanjutkan games tebak kata  yang di mainkan oleh perwakilan peserta yang terdiri dari 4 orang yaitu : Febriazi, Sari, Guntur, Ilham dan perwakilan HMTI-UB terdiri dari 4 orang yaitu : Fefty, Dini, Faisal, Bayu.
Games yang dimainkan ialah tebak kata yaitu dengan cara menebak kata yang telah disiapkan oleh panitia , games pertama dimulai dari perwakilan HMTI-UB yaitu dengan menyebutkan kata yang harus ditebak oleh lawannya, pada games pertama tidak ada pemenang karena pihak lawan tidak menebak kata yang telah disebutkan, setelah itu games kedua dilanjutkan oleh perwakilan dari peserta dengan menyebutkan kata yang harus ditebak oleh pihak lawan, pada games ini dimenangkan oleh perwakilan HMTI-UB. Games ini dilakukan sebanyak 4 kali dan hasil yang didapat seri. Untuk menentukan pemenangnya maka dilakukan satu kali permainan lagi, dan yang telah berhasil memenangkan games adalah perwakilan dari peserta setelah itu ada pemberian doorprize. Setelah games selesai, kemudian pemutaran video yang berisi foto-foto program kerja yg telah terlaksana selama satu periode. Setelah pemutaran video, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kesan dan pesan oleh peserta yang telah menghadiri acara Close House dengan memberikan apresiasi untuk HMTI-UB yang telah menjalankan tugas selama satu periode dan memberik pesan untuk HMTI-UB periode selanjutnya. Setelah pemeberian kesan dan pesan, acara diakhiri dengan persembahan dari HMTI-UB 2017/2018 sebagai ucapan terimakasih telah menghadiri acara Close House, Persembahannya yaitu pembacaan puisi yang diiringi dengan akustik dan dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Endang Soekamti yang berjudul Sampai Jumpa dengan memegang kertas yang bertuliskan Terima Kasih dari beberapa panitia.







Breaking Industrial Limit 2018

9:30 AM Add Comment


Breaking Industrial Limit merupakan acara tahunan yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie sebagai program kerja Departemen Akademik dan Penalaran. Rangkaian acara untuk Breaking Industrial Limit 2018 terdiri dari Pre-event dan Main-event. Dimana nantinya pada Pre-event akan diadakan Workshop dan pada Main-event akan diadakan Talkshow.

Tahun ini HMTI-UB periode 2017/2018 mengangkat tema Revolusi Industri 4.0 pada Breaking Industrial Limit 2018. Dengan maraknya ekspansi dunia digital dan internet ke kehidupan masyarakat, terutama dalam lima tahun terakhir ini menandakan bahwa Revolusi Industri 4.0 sebenarnya sudah masuk dan dipraktikkan di Indonesia terutama di bidang perindustrian atau manufaktur. Penerapan awal Revolusi Industri 4.0, Indonesia berfokus pada Iima sektor manufaktur, yaitu industri makanan dan minuman, industri tekstil dan pakaian, industri otomotif, industri kimia, serta industri elektonik. Revolusi industri ke-4 ini memiliki dampak positif maupun negatifnya. Revolusi Industri 4.0 memiliki potensi untuk meningkatkan tingkat pendapatan global meningkatkan kualitas hidup bagi masyarakat dunia, meningkatkan efisiensi dan produktivitas, dan lain-lain. Namun hadirnya Revolusi Industri 4.0 juga bisa menjadi ancaman tersendiri bagi tenaga kerja dalam negeri yang tidak memiliki keterampilan untuk beradaptasi dalam pekerjaan-pekerjaan jenis baru, dimana semua sudah mengarah ke digitalisasi. Peran-peran produksi yang selama ini dikerjakan melalui tenaga kerja ataupun robotik, sudah mulai berkurang, digantikan digitalisasi program. Dimana peran dalam industri sudah mulai beralih dengan konsentrasi ke arah digitalisasi.

Maka dari itu kami mengangkat Revolusi Industri 4.0 ini untuk dijadikan pembahasan pada Breaking Industrial Limit 2018 yaitu, guna mempersiapkan Sumber Daya Manusia terutama Mahasiswa Teknik Industri yang lebih mengedepankan kerja otak dan kreativitas terutama di bidang digital agar mampu berkompetisi dengan mencipatakan inovasi-inovasi baru yang kreatif. Dalam Breaking Industrial Limit 2018 kali ini kami mengadakan Pre-Event yaitu Workshop yang mengangkat tema Creative Problem Solving and Decision Making. Workshop ini akan membahas tentang dua hal penting dalam dinamika organisasi, yaitu problem solving dan decision making. Sebagai mahasiswa Teknik Industri biasanya dituntut memiliki pola pikir yang dapat menyelesaikan masalah atau biasa disebut dengan Problem Solving Skill. Sehingga pada Workshop ini diharapkan Mahasiswa Teknik Industri dapat mendapatkan pengetahuan cara menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan yang cepat dan akurat di era Digital yang berubah dan berkembang secara pesat.


Kegiatan Breaking Industrial Limit 2017 berlangsung dalam dua hari, hari kedua yaitu Main-Event ialah Talkshow yang bertempat di ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie dimana acara ini mengangkat tema The Important of Becoming Creative Person in Digital Industry” yang dibawakan oleh tiga orang pembicara yaitu Bapak Herman Hamzah, Bapak Faisal Safa dan Bapak Hendra Kwik ssebagai pembicara. Main-event diawali dengan registrasi peserta pada pukul 11.00 WIB sampai dengan 11.30 WIB di depan ruang 1 dan 2 Universitas Bakrie. Setelah peserta melakukan registrasi panitia memberikan konsumsi serta goody bag. Kemudian peserta dipersilahkan untuk memasuki ruang pelaksanaan Talkshow. Setelah seluruh peserta yang hadir memasuki ruangan 1 dan 2 Universitas Bakrie, MC memulai kegiatan Breaking Industrial Limit 2018 ini dengan memberi ucapan terima kasih kepada seluruh peserta yang telah meluangkan waktunya untuk hadir dan memeriahkan kegiatan BIL 2018 ini. Selain itu, MC juga memberi tahu mengenai tema kegiatan yaitu The Important of Becoming Creative Person in Digital Industry” serta tagline dari kegiatan ini yaitu “Break the Limit”. MC pun mengarahkan peserta untuk membacakan tagline tersebut setelah MC membacakan “ Breaking Industrial Limit 2018” yang berguna untuk menambah semangat para peserta untuk dapat mengikuti kegiatan ini hingga akhir. Berikutnya ialah kata sambutan oleh Ketua Pelaksana Breaking Industrial Limit 2018 Dini Aldilla Monoarfa dan kata sambuta oleh Ketua HMTI-UB 2017/2018 Muhammad Rizky dan Kata Sambutan oleh Bapak Ir. Gunawarman Hartono sebagai Kepala Program Studi Teknik Industri Universitas Bakrie. Setelah itu dilangsungkan inti acara dari Talkshow.

Selanjutnya untuk memasuki rangkaian acara selanjutanya yaitu memperkenalkan dan membacakan CV dari para pembicara, MC mempersilahkan Ibu Mirsa Diah salah satu Dosen Mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie sebagai moderator untuk memasuki rangkaian acara selanjutnya.

Pembarian materi oleh Bapak Herman Hamzah, dimana Bapak Herman Hamzah memberikan materi tentang Revolusi Industri 4.0 yang dicontohkan dengan perusahaan pabrik Toyota, bagaimana proses Layout yang ada didalamnya. Sebelum melakukan penjelasan tentang Revolusi Industri 4.0 Bapak Herman Hamzah melakukan interaksi dengan para peserta, dimana Bapak Herman Hamzah bertanya kepada para peserta “Apakah ada salah satu dari peserta yang sudah pernah berkunjung ke Pabrik Toyota sebelumnya?”. Salah satu peserta mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab pertanyaan dari Bapak Herman Hamzah. Excel Ari mahasiswa Teknik Industri Universitas Bakrie angkatan 2017 adalah nama peserta yang menjawab pertanyaan dari Bapak Herman Hamzah. Bapak Herman Hamzah memberikan tepuk tangan kepada Excel karena berani untuk berdiri dan menjawab pertnayaan yang dia berikan mengenai kunjungan ke Pabrik Toyota dimana Bapak Herman Hamzah bertanya apasaja yang diketahui oleh saudara Excel tantang Pabrik Toyota. Dikarenakan salah satu pembicara yaitu Bapak Hendra Kwik terlambat hadir, moderator kembali membacakan CV Bapak Hendra Kwik diselang acara pada saat pemberian materi oleh pembicara. Kemudian moderator mempersilahkan Bapak Faizal Safa untuk memberikan materi mengenai Revolusi Industri 4.0. Dimana menurut Bapak Faisal Safa bahwa suatu saat Revolusi Industri 4.0 benar-benar akan membawa dampak yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Untuk itu mualai dari sekarang sebaiknya Sumber Daya Manusia segera ditingkatkan agar dapat mengimbangi setiap perubahan yang ada.

Pemberian materi yang terakhir dibawakan oleh Bapak Hendra Kwik. Bapak Hendra Kwik memutar sebuah Video yang menggambarkan perkembangan industri, disela-sela pemutaran video terjadi beberapa kendala yang mengakibatkan waktu pelaksanaan acara menjadi tidak sesuai dengan rundown. Bapak Hendra Kwik memuar sebuah video yang menggambarkan perkembangan industri karena tema yang diangkat pada Workshop Breaking Industrial Limit 2018 ialah The Important of Becoming Crative Person in Digital Industry. Setelah pemutaran video kemudian Bapak Hendra Kwik menyampiaikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi atau imbas yang diakibatkan oleh Revolusi Industri 4.0 dengan dunia digital akan sangat mempengaruhi keadaan sebuah negara. Dimana setiap negara yang tidak siap untuk menghadapi Revolusi Industri 4.0 akan kesulitan untuk maju, terutama bagi negara-negara yang masih berkembang. Namun, bagi negra maju Revolusi Industri 4.0 sangat membawa dampak baik bagi kemajuan negara mereka.

Selanjutnya sesi tanya jawab yang telah dibuka oleh moderator. Salah seorang peserta bernama Putra peserta umum bertanya kepada pembicara  mengenai model bisnis apa yang cocok untuk tingkat revolusi industri 4.0 agar bisa bersaing dan apakah sumber daya manusia di Indonesia siap untuk menghadapi revolusi industri 4.0. Bapak Hendra Kwik memberikan jawban bahwa nyatanya bahwa human resource negara Indonesia  tidak siap untuk menghdapi Revolusi Industri 4.0, karena negara kita masih merupakan negara berkembang yang masih ketinggalan sangat jauh dengan negara-negara mju. Namun tetap saja masih bisa berusha untuk membentuknya melalui pendidikan yang harus lebih dikembangkan kepada human resource di Indonesia. Untuk peluang bisnis yang bisa dijadikan pada Revolusi 4.0 saat ini harus terlebih dahulu banyak terkonektifitas dengan platform yang sudah dikuasai oleh lokal dan memiliki satu integrasi untuk diintegrasikan antara platform yang akan menghubungkan pemerintah dengan masyarakat.

Setelah selesai melakukan sesi tanya jawab, kemudian pemberian plakat dan sertifikat kepada para pembicara dan pengumuman pemenang lomba Workshop pada Pre-Event BIL yang telah dilaksanakan sebelumnya pada Sabtu, 05 Mei 2018. Pemenang Workshop BIL 2018 adalah kelompok 6 dan mendapatkan hadiah uang tunai sebesar Rp 1.000.000. Setelah itu kembali dilanjutkan oeh MC yaitu penutupan acara dimana MC mengucapakan terima kasih dan memohon maaf apabila telah melakukan kesalahan baik sengaja ataupuan tidak disengaja kepada para pembicara dan seluruh peserta yang telah hadir pada Talkshow Breaking Industrial Limit 2018.