7 WASTE DALAM KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI

7 WASTE DALAM KEILMUAN TEKNIK INDUSTRI

2:33 AM Add Comment
      Seperti yang kita ketahui, Teknik industri erat kaitannya dengan hal  berupa penghematan maupun efisiensi dan efektifitas dalam mengimprove suatu sistem. Banyak hal yang dapat menghambat efisiensi dan efektifitas dalam system, Hal tersebut dinamakan waste.  
Waste dapat diartikan sebagai hal yang tidak berguna, tidak memberi nilai tambah, tidak bermanfaat, juga pemborosan. Berkaitan dengan produksi, waste merupakan hal yang melibatkan penggunaan material atau resource lain yang tidak sesuai dengan standar. Untuk Tujuh Pemborosan atau seven Waste ini disingkat menjadi “TIMWOOD” menjadi:
·        Transportation (Transportasi)
·        Inventory (Inventori)
·        Motion (Gerakan)
·        Waiting (Menunggu)
·        Overprocessing (Proses yang berlebihan)
·        Overproduction (Produksi yang berlebihan)
·        Deffect (Kerusakan)  

1. Waste of Transportation (Pemindahan/Transportasi)
Waste yang terjadi karena tata letak (layout) produksi yang dan tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya.  Adanya pergerakan barang , barang jadi yang memiliki resiko kerusakan, kehilangan, penundaan, serta menambah biaya tanpa memberikian nilai lebih.  Waste of Transportation  dapat dicegah dengan cara penempatan layout yang pas dan efisien.

Bentuk waste of transportation bisa berupa :
  • Aliran material yang terlalu rumit / kompleks.
  • Transportasi yang berpotensi merusak produk
  • Material handling yang tidak perlu
Dampak yang ditimbulkan akibat waste of transportation :
  • Waktu produksi meningkat (tidak efisien).
  • Pemakaian resource & floorspace yang tidak efisien.
  • Adanya potensi kerusakan pada produk

2. Waste of Inventory (Persediaan yang tidak perlu)
Waste yang terjadi karena Inventory adalah  Bahan Mentah yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan tempat penyimpanan dan tambahan modal yang harus dikeluarkan.  Kelebihan barang yang berlebih ini dapat dicegah dengan menggunakan kanban system. Kanban system adalah sebuah sistem komunikasi yang mengontrol aliran aktifitas di area produksi, dan berfungsi untuk menselaraskan produk agar sesuai dengan permintaan pelanggan.

Bentuk waste of transportation bisa berupa :
·         Persediaan bahan produksi yang berlimpah
·         Barang jadi yang menambah pengeluaran dan belum menghasilkan pemasukan
Dampak yang ditimbulkan akibat waste of transportation :
  • Menambah biaya (biaya inventori)
  • Membutuhkan tambahan tempat
  • Membutuhkan tambahan tenaga kerja
  • Produk bisa rusak karena terlalu lama di simpan
  • Waktu pemasaran menuju kadaluarasa mejadi pendek

3. Waste of Motion (Gerakan)
Waste yang terjadi karena gerakan pekerja maupun mesin yang tidak perlu dan tidak memberikan nilai tambah bagi jalannya proses produksi. Waste of Motion dapat dicegah dengan cara peletakan komponen yang dekat dengan  jangkauan operator, sehingga operatpr tidak memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil komponen tersebut
Bentuk waste of motion bisa berupa :
·        Komponen yang jauh dari jangkauan operator
·        Adanya pergerakan bagian  tubuh pekerja yang tidak perlu

Dampak yang ditimbulkan akibat waste of motion :
  • Mengganggu aliran produksi
  • Waktu produksi meningkat (tidak efisien)
  • Dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
  • Lead time produksi bertambah (tidak efisien)

4. Waste of Waiting (Menunggu)
Waste yang terjadi dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada pekerja maupun mesin yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya . Waste of Waiting dapat dicegah dengan cara seimbangnya antara proses kerja mesin, pekerja, dan tidak adanya proses  menunggu kedatangan material, informasi, peralatan, dan perlengkapan.
Bentuk waste of waiting bisa berupa       
            .   Adanya kerusakkan mesin  
            .       Supply komponen yang terlambat
·       Menunggu kedatangan material, informasi, peralatan, dan perlengkapan
Dampak yang ditimbulkan akibat waste of waiting :
·        Terjadinya stop/start production
·        Lead time menjadi lebih lama
·        Waktu pengiriman (delivery time) terganggu
·                   -         Hasil produksi yang berkurang
·                   -         Hasil produksi tidak mencapai target 
·        Penurunan Kapasitas Produksi

5. Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)
Waste yang terjadi karena aktivitas dalam proses produksi yang seharusnya tidak perlu ada. Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses yang berlebihan . Waste of Overprocessing dapat dicegah dengan cara mengevaluasi kembali setiap proses, membuat standar kerja baru yang lebih efisien
Bentuk waste of Overprocessing bisa berupa :
·        Proses tidak sesuai standar.
·        Proses tidak efisien.
·        Proses menggunakan terlalu banyak resourc  Proses yang berulang kali
 Dampak yang ditimbulkan akibat waste of overprocessing :
·        Penggunaan resource yang tidak efisien
·        Waktu produksi meningkat
·        Hasil produk tidak sesuai spesifikasi
·        Dapat mengurangi life of product

6. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)
Waste yang terjadi karena kelebihan produksi baik yang berbentuk Finished Goods (Barang Jadi) maupun Work In Progress (Barang Setengah Jadi) tetapi tidak ada pesanan dari Customer.  Pencegahan produksi yang berlebihan dapat diatasi dengan Visual manajemen pembatasan area/ jumlah keranjang
Bentuk waste of Overproduction bisa berupa :
·        Produksi melebihi permintaan
·        Produksi berlebihan yang mengabaikan keinginan pelanggan
·        Produksi yang mengarah kepada inventory yang berlebihan
  • Produksi dengan material yang berlebihan yang menyebabkan produk berlebih

Dampak yang ditimbulkan akibat waste of overproduction :
·        Tambahan biaya
·        Resource yang digunakan melebihi dari yang direncanakan.
·        Menghasilkan inventory
·                  -          Dapat mengalami kerugian

7. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)
Waste terjadi karena buruknya kualitas atau adanya kerusakkan juga kecacatan yang terjadi dalam proses maupun produk akhir yang akan menghambat pengiriman produk. Selain itu, dibutuhkan usaha dan biaya tambahan untuk penangan produk cacat seperti rework dan pembuangan. Diperlukan proses tambahan dalam usaha untuk memperoleh kembali nilai dari produk yang cacat tersebut. Kerusakan barang dapat dicegah dengan Poka Yoke. Poka Yoke adalah alat atau sistem yang mampu mendeteksi kondisi produk atau proses yang tidak normal

Bentuk waste of defect bisa berupa :
·        Kurangnya Pengecekan (Quality Control) terhadap bahan baku
·        Peralatan yang buruk/ tidak terawat
·    Produk yang tidak lolos standar kualitas (ketidaksesuaian standar kualitas ini dapat ditemukan atau diidentifikasi langsung di area produksi, distribusi, atau saat sudah berada di tangan konsumen)
·        Rework atau reproses yang berlebih
·        Desain produk yang tidak tepat

Dampak yang ditimbulkan akibat waste of defect :
·        Menyebabkan biaya tambahan (biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan)
·        Kepercayaan konsumen berkurang
·                  -          Mengganggu jadwal produksi
·        Mengurangi pendapatan



Daftar Pustaka  :




























Faktor Penentuan Lokasi Industri

Faktor Penentuan Lokasi Industri

8:18 AM Add Comment
Jika dicermati lebih dalam, banyak industri didirikan berdasarkan pertimbangan atau factor yang bertujuan untuk memperkecil biaya produksi. Sebut saja industri yang berorientasi pada bahan mentah ( Raw Material Oriented Industry ), industry ini berdiri dengan mendekati lokasi terdapatnya bahan mentah yang melimpah. Dengan mendekati bahan mentah, biaya produksinya bisa lebih hemat.
Banyak factor yang perlu dipertimbangkan dalam membangun industri di suatu lokasi. Beberapa ahli mengungkapkan beberapa factor yang dipertimbangkan dalam penentuan lokasi industri.Salah satunya adalah Robinson. Menurut Robinson (1979).industri merupakan suatu kegiatan yang pada dasarnya memproses suatu komoditas agar nantinya dapat digunakan untuk kebutuhan hidup masyarakat. Penentuan pemilihan lokasi industri didasari oleh beberapa faktor yang semua tujuannya sama yaitu meminimalkan biaya produksi agar keuntungan semakin besar.
Berikut adalah beberapa contoh faktor-faktor pemilihan lokasi sebuah industri.

1. Lokasi industri dekat dengan bahan baku
Suatu industri didirikan dekat dengan lokasi ketersedian bahan baku jika didasarkan oleh pertimbangan berikut
  • bahan baku yang digunakan mudah rusak
  • biaya angkut bahan baku lebih mahal dibanding biaya angkut barang jadi
  • bahan baku lebih berat dibanding barang jadi
Sifat dan bentuk bahan baku juga memengaruhi terhadap penentuan lokasi industri tersebut. Contoh industri yang harus didirikan dekat dengan bahan baku antara lain industri kayu, industri batu-bara, buah-buahan, gas, minyak. 
   
2. Lokasi industri dekat dengan pasar
  Dalam ilmu ekonomi, luasnya wilayah pemasaran sangat ditentukan oleh strategi pemasaran. Strategi pemasaran adalah serangkaian tindakan terpadu menuju keunggulan kompetisi yang berkelanjutan. Strategi pemasaran dipengaruhi 2 fakto, yaitu : 
- Faktor mikro, meliputi perantara pemasaran, pemasok, pesaing, dan masyarakat. 
- Faktor makro, meliputi demografi/ekonomi, politik/hokum, teknologi/fisik, dan sosial/budaya.
 
Sedangkan strategi dan kiat pemasaran dari sudut pandang penjual atau pelaku industry adalah 4P, yaitu tempat yang startegis (place), produk yang bermutu (product), harga yang kompetitif(price), dan promosi yang gencar (promotion). Sedangkan dari sudut pelanggan dikenal 4C, yaitu kebutuhan dan keinginan (cutomer needs and wants),biaya pelanggan (costtocustomer), kenyamanan (convenience), dan komunikasi (communication). Industri didirikan dekat wilayah pemasaran/konsumen jika pertimbangannya adalah sebagai berikut
  • produksi yang dihasilkan lebih berat dibanding bahan baku 
  • bahan baku yang digunakan tidak mudah rusak 
  • barang produksi mudah rusak 
  • wilayah pemasaran luas   
3. Lokasi industri dekat dengan tenaga kerja
Ketersediaan tenaga kerja menjadi hal penting dalam kemajuan suatu industri. Industri tertentu memilih mendirikan lokasi kegiatan di daerah yang banyak tersedia tenaga kerja terampil dan upahnya relatif murah seperti industri batik, pabrik jamu dan industri rokok.
 
4. Lokasi industri dekat dengan sarana transportasi
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam industri. Kelancaran pemasaran akan berpengaruh terhadap keuntungan industri. Lokasi industri harus memperhatikan ketersediaan sarana dan prasarana transportasi untuk mengangkut barang dan komoditas ke konsumen. Contoh industri batu bara di sumatera didiri kan dekat dengan jalur kereta api karena pertimbangan ongkos yang murah dan waktu yang lebih cepat.
Biaya angkut sangat tergantung pada fasilitas transportasi. Oleh karena pendukung berdirinya lokasi industri sangat kompleks, seperti ketersediaan bahan mentah, tenaga kerja, dan sebagainya. Kita tahu bahwa tidak ada lokasi industri yang sangat ideal. Berarti, hampir tidak ada lokasi industri yang memenuhi semua yang dibutuhkan oleh industri.
 
Contoh suatu lokasi tersedia bahan mentah sangat melimpah tetapi tidak tersedia tenaga kerja atau kurangnya daerah pemasaran. Di sinilah fasilitas transportasi sangat berperan. Jika suatu daerah memiliki fasilitas transportasi yang memadai, maka pengiriman bahan mentah atau hasil industry juga lancar, sehingga biaya angkutan murah. Berbeda dengan daerah yang terisolasi. Kondisi topografi atau relief yang sulit dijangkau dan sarana transportasi tidak memadai mengakibatkan biaya angkutan mahal. Keadaan ini menyebabkan daerah tersebut kurang berkembang.
 
Sumber:
- https://geograph88.blogspot.co.id/2013/09/faktor-lokasi-industri.html
-http://www.ssbelajar.net/2012/09/penentuan-lokasi-industri.html
-http://tugaskuliahan45.blogspot.co.id/2013/11/lokasi-industri.html