Waste
dapat diartikan sebagai hal yang tidak berguna, tidak memberi nilai tambah,
tidak bermanfaat, juga pemborosan. Berkaitan dengan produksi, waste merupakan
hal yang melibatkan penggunaan material atau resource lain yang tidak sesuai dengan standar. Untuk Tujuh Pemborosan atau seven Waste ini disingkat menjadi “TIMWOOD” menjadi:
·
Transportation
(Transportasi)
·
Inventory (Inventori)
·
Motion (Gerakan)
·
Waiting (Menunggu)
·
Overprocessing (Proses
yang berlebihan)
·
Overproduction (Produksi yang berlebihan)
·
Deffect (Kerusakan)
1. Waste of Transportation
(Pemindahan/Transportasi)
Waste yang terjadi karena
tata letak (layout) produksi yang dan
tempat kerja yang kurang baik sehingga memerlukan kegiatan pemindahan barang
dari satu tempat ke tempat lainnya. Adanya pergerakan barang , barang
jadi yang memiliki resiko kerusakan, kehilangan, penundaan, serta menambah
biaya tanpa memberikian nilai lebih. Waste of
Transportation dapat
dicegah dengan cara penempatan layout yang pas dan efisien.
Bentuk waste of transportation bisa berupa :
- Aliran material yang terlalu rumit / kompleks.
- Transportasi yang berpotensi merusak produk
- Material handling yang tidak perlu
Dampak yang ditimbulkan akibat waste
of transportation :
- Waktu produksi meningkat (tidak efisien).
- Pemakaian resource & floorspace yang tidak efisien.
- Adanya potensi kerusakan pada produk
2. Waste of Inventory (Persediaan yang tidak perlu)
Waste
yang terjadi karena Inventory adalah
Bahan Mentah yang berlebihan di semua tahap produksi sehingga memerlukan
tempat penyimpanan dan tambahan modal yang harus dikeluarkan. Kelebihan barang yang
berlebih ini dapat dicegah dengan menggunakan kanban system. Kanban system adalah sebuah sistem
komunikasi yang mengontrol aliran aktifitas di area produksi, dan berfungsi
untuk menselaraskan produk agar sesuai dengan permintaan pelanggan.
Bentuk
waste of transportation bisa berupa :
·
Persediaan bahan produksi yang berlimpah
·
Barang jadi yang menambah pengeluaran dan
belum menghasilkan pemasukan
Dampak yang ditimbulkan akibat waste
of transportation :
- Menambah biaya (biaya inventori)
- Membutuhkan tambahan tempat
- Membutuhkan tambahan tenaga kerja
- Produk bisa rusak karena terlalu lama di simpan
- Waktu pemasaran menuju kadaluarasa mejadi pendek
3. Waste of Motion (Gerakan)
Waste yang terjadi karena gerakan pekerja maupun mesin yang
tidak perlu dan
tidak memberikan nilai tambah bagi jalannya proses produksi. Waste of Motion dapat dicegah dengan cara peletakan komponen yang dekat dengan jangkauan operator, sehingga operatpr tidak
memerlukan gerakan melangkah dari posisi kerjanya untuk mengambil komponen
tersebut
Bentuk
waste of motion bisa berupa :
·
Komponen yang jauh
dari jangkauan operator
·
Adanya pergerakan
bagian tubuh pekerja yang tidak perlu
Dampak yang ditimbulkan akibat waste
of motion :
- Mengganggu aliran produksi
- Waktu produksi meningkat (tidak efisien)
- Dapat mengakibatkan kecelakaan kerja
- Lead time produksi bertambah (tidak efisien)
4. Waste of Waiting (Menunggu)
Waste yang terjadi dikarenakan proses yang tidak seimbang sehingga ada
pekerja maupun mesin yang harus mengunggu untuk melakukan pekerjaannya . Waste of Waiting dapat dicegah dengan cara seimbangnya antara proses kerja
mesin, pekerja, dan tidak adanya proses
menunggu kedatangan material, informasi, peralatan,
dan perlengkapan.
Bentuk
waste of waiting bisa berupa
. Adanya kerusakkan mesin
. Supply komponen yang terlambat
. Adanya kerusakkan mesin
. Supply komponen yang terlambat
· Menunggu kedatangan material, informasi,
peralatan, dan perlengkapan
Dampak yang ditimbulkan akibat waste
of waiting :
·
Terjadinya stop/start production
·
Lead
time
menjadi lebih lama
·
Waktu pengiriman (delivery time) terganggu
· - Hasil produksi yang
berkurang
· - Hasil produksi tidak
mencapai target
·
Penurunan
Kapasitas Produksi
5. Waste of Overprocessing (Proses yang berlebihan)
Waste yang terjadi karena aktivitas dalam proses
produksi yang seharusnya tidak perlu ada.
Proses yang tidak memberikan nilai tambah ini merupakan pemborosan atau proses
yang berlebihan . Waste of Overprocessing dapat dicegah dengan cara
mengevaluasi
kembali setiap proses, membuat standar kerja baru yang lebih efisien
Bentuk
waste of Overprocessing bisa
berupa :
·
Proses tidak sesuai standar.
·
Proses tidak efisien.
·
Proses menggunakan terlalu banyak resourc Proses yang berulang
kali
Dampak yang ditimbulkan akibat waste
of overprocessing :
·
Penggunaan resource yang tidak efisien
·
Waktu produksi meningkat
·
Hasil produk tidak sesuai spesifikasi
·
Dapat mengurangi life of product
6. Waste of Overproduction (Produksi yang berlebihan)
Waste yang terjadi karena kelebihan produksi baik
yang berbentuk Finished Goods (Barang
Jadi) maupun Work In Progress (Barang
Setengah Jadi) tetapi tidak ada pesanan dari Customer. Pencegahan produksi yang berlebihan dapat
diatasi dengan Visual manajemen pembatasan area/ jumlah keranjang
Bentuk
waste of Overproduction bisa
berupa :
·
Produksi melebihi permintaan
·
Produksi berlebihan yang mengabaikan
keinginan pelanggan
·
Produksi yang mengarah kepada inventory yang
berlebihan
- Produksi dengan material yang berlebihan yang menyebabkan produk berlebih
Dampak yang ditimbulkan akibat waste
of overproduction :
·
Tambahan biaya
·
Resource
yang digunakan melebihi dari yang direncanakan.
·
Menghasilkan inventory
·
- Dapat mengalami kerugian
7. Waste of Defects (Cacat / Kerusakan)
Waste terjadi karena
buruknya kualitas atau adanya kerusakkan juga kecacatan yang terjadi dalam
proses maupun produk akhir yang akan menghambat pengiriman produk. Selain itu,
dibutuhkan usaha dan biaya tambahan untuk penangan produk cacat seperti rework dan pembuangan. Diperlukan proses
tambahan dalam usaha untuk memperoleh kembali nilai dari produk yang cacat
tersebut. Kerusakan barang dapat
dicegah dengan Poka Yoke. Poka Yoke adalah alat atau sistem yang mampu mendeteksi kondisi produk
atau proses yang tidak normal
Bentuk
waste of defect bisa berupa :
·
Kurangnya Pengecekan
(Quality Control) terhadap bahan baku
·
Peralatan yang
buruk/ tidak terawat
· Produk yang tidak lolos standar kualitas
(ketidaksesuaian standar kualitas ini dapat ditemukan atau diidentifikasi
langsung di area produksi, distribusi, atau saat sudah berada di tangan
konsumen)
·
Rework
atau reproses yang berlebih
·
Desain produk yang tidak tepat
Dampak yang ditimbulkan akibat waste of defect :
·
Menyebabkan biaya
tambahan (biaya tenaga kerja, komponen yang digunakan dalam perbaikan)
·
Kepercayaan konsumen berkurang
· - Mengganggu jadwal produksi
·
Mengurangi pendapatan
Daftar Pustaka :
https://ilmusdm.wordpress.com/2013/11/12/mengenal-7-waste-dalam-proses-bisnisindustrimanufakturjasa/