Pernahkah kita merasa kagum dengan perkembangan bisnis orang lain? Bisnis yang berkembang pesat dalam jangka waktu yang relatif singkat tentu membuat banyak orang jadi berdecak kagum. Sebab bisnis tersebut tentu memiliki model bisnis yang efisien sehingga bisa menjangkau target pasarnya secara efektif. Banyak sekali strategi yang harus dijelaskan dalam sebuah model bisnis karena strategi tersebut berhubungan dengan banyak aspek dalam sebuah bisnis. Model bisnis di antaranya mengatur tentang tujuan hubungan kita dengan supplier, dengan distributor atau dengan para pelanggan secara langsung.
Menjabarkan model bisnis dengan benar akan membantu
kita menemukan tujuan bisnis secara jelas dan membahas tentang target apa yang
harus dicapai terlebih dahulu. Dan berbicara mengenai pembahasan model bisnis,
kali ini akan sedikit membahas mengenai salah satu model bisnis yang sudah
cukup dikenal yakni Model Bisnis Kanvas. Seperti apa dan bagaimana cara
kerjanya? berikut ulasannya.
Pengertian
Business Model Canvas
Business
Model Canvas (BMC) merupakan suatu model bisnis yang
dapat digunakan oleh sebuah perusahaan untuk menggambarkan alasan tentang
bagaimana perusahaan atau organisasi menciptakan dan memberikan nilai yang
terdapat pada produk atau jasa yang ditawarkan.
Pada dasarnya, BMC terdiri dari 9 blok yang merangkum hal-hal penting dari sebuah perusahaan. 9 blok itu terdiri dari;
Pada dasarnya, BMC terdiri dari 9 blok yang merangkum hal-hal penting dari sebuah perusahaan. 9 blok itu terdiri dari;
1.
Value
Proposition, yaitu nilai yang ditawarkan oleh
perusahaan terhadap konsumen. Suatu produk atau jasa, tentunya memiliki
nilai-nilai maupun keunikan yang berbeda sehingga nilai tersebut dianggap
penting untuk dijelaskan secara singkat pada BMC. Performance, Customization, dan Accessibility merupakan contoh dari
Value Proposition.
2.
Customer
Segments, yaitu konsumen seperti apa yang akan menjadi
sasaran dari produk atau jasa yang ditawarkan. Penentuan ini sangat penting
karena akan berdampak kepada penjualan nantinya. Mass
market, diversified, dan segmented
adalah contoh dari Customer Segments.
3.
Customer
Relationship, adalah bagaimana perusahaan
berkomunikasi dengan konsumen yang terdapat pada Customer Segments. Transactional,
Long-Term, dan Personal Assistance
merupakan beberapa kategori dari Customer
Relationship.
4.
Channels,
adalah cara perusahaan menjangkau konsumennya. Banyak orang yang sulit
membedakan antara Customer Relationship dan Channels, jika Customer Relationship lebih mengarah ke hubungan antar perusahaan
dan konsumen, namun Channels adalah
trik atau cara yang dapat perusahaan lakukan untuk menjangkau konsumen agar
mempunyai hubungan dengan produk secara langsung. Direct, Indirect, dan
Awareness merupakan kategori yang terdapat pada Channels.
5.
Key
Activities, merupakan kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
menyampaikan Value Proposition yang
ditentukan sebelumnya. Production,
Problem Solving, dan Platform Network
merupakan bagian dari Key Activities.
6.
Key
Resources, merupakan hal yang harus dimiliki guna menunjang
penyampaian dari Value Proposition
yang ada. Intellectual, Human, dan Financial adalah hal yang terdapat pada
Key Resources.
7.
Key
Partners, merupakan orang-orang yang dapat diajak bekerja
sama untuk mendukung perusahaan. Coopetition,
Joint Venture, dan Buyer-Supplier
Relationship adalah jenis hubungan yang ada dalam Key Partners.
8.
Cost
Structure, adalah biaya-biaya yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan untuk menjalankan Key
Activities. Fixed Cost dan Variable
Cost merupakan contoh biaya yang terdapat pada Cost Structure.
9.
Revenue
Stream, adalah cara perusahaan untuk mendapatkan
keuntungan dari Value Proposition.
Licensing, Renting, dan Asset Sale
merupakan keuntungan yang bisa didapat dari Revenue
Stream.
Demikian alur logika
bagaimana membangun sebuah model bisnis. Semoga mudah dipahami dan dipraktekkan
dalam menyusun sebuah (BMC) business model canvas.
Sumber:
Penulis : Ulvie Maharani, Teknik Industri Universitas Bakrie
2014
Editor : HMTI-UB
Redaksional : HMTI-UB