Hallo Engineers of Industry. Ada yang tau kenapa bisa ada
Industrial Engineering? Kapan sih lahirnya Industrial Engineering? Ingin tau
lebih jelas baca ini aja ya guys.
The history of Industrial Engineering.
Perkembangan ilmu pengetahuan
tidak berlangsung secara mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, dimana
para ilmuwan memberikan sumbangan menurut kemampuannya. Penemuan-penemuan yang
dilakukan oleh manusia tidak terpusat melainkan menyebar dari Babylonia, Mesir,
Cina, India, Irak, Yunani hingga ke daratan Eropa, hal ini membuktikan bahwa
manusia dihadapkan pada tantangan yang memacu daya kreativitasnya.
Teknik industri lahir sejak
persoalan produksi, sejak manusia harus mewujudkan sesuatu untuk memenuhi
keperluan hidupnya. Persoalan produksi muncul pada zaman Pra Yunani kuno, saat
manusia menggunakan batu sebagai peralatannya. Pada masa itu manusia
menggunakan batu untuk peralatan bekerja sebagai alat pemotong atau pembelah.
Alat seperti jarum yang digunakan untuk menjahit, terbuat dari tulang. Alat-alat
yang digunakan mengalami perbaikan secara terus menerus dengan cara coba-coba
dan manusia melakukan seleksi alat yang sesuai untuk keperluan kerja. Perbaikan-perbaikan
ini tidak lain hanya untuk meningkatkan produktivitas pada persoalan produksi
dan ini terjadi sampai saat ini. Meskipun konsep Teknik Industri sudah muncul
pada zaman Pra Yunani kuno, namun disiplin Teknik Industri berakar kuat pada
masa revolusi industri (1750-an). Disiplin ini pada awalnya dikembangkan oleh
beberapa individu yang berusaha mencari/mengembangkan prinsip-prinsip
organisasi dan manajemen produksi tingkat lanjut. Revolusi industri dimulai di
Inggris, dimana proses manufaktur terjadi perubahan yang dramatis. Inovasi
teknologi ditujukan untuk membantu dalam mekanisasi beberapa operasional manual
tradisional di industri tekstil. Pada tahun 1765 ditemukan mesin pintal oleh James Hargreaves dan pada tahun yang
sama diciptakannya mesin uap oleh James
Watt yang dianggap sebagai inovasi yang sangat besar.
Adam Smith (The wealth of nations, 1776)
mengemukakan konsep perancangan proses produksi untuk meningkatkan efisiensi
penggunaan tenaga-tenaga kerja, yang menekankan pentingnya spesialisasi.
Disiplin ini akhirnya berkembang untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dan
terampil dalam hal perencanaan, pengorganisasian, pengoperasian serta
pengendalian suatu sistem produksi yang luas dan kompleks. Kebutuhan ini
meningkatkan efisiensi dan efektivitas yang merupakan pendorong berdirinya
disiplin Teknik Industri. Demikian pula Charles
Babbage sebagai seorang pendahulu dalam pengembangan konsep Teknik Industri
yang mengemukakan bahwa perlunya pembagian kerja untuk meningkatkan
produktivitas dalam bukunya “On Economy
of Machinery and Manufacturers” 1832. Dengan pembagian kerja (sesuai dengan
spesialisasinya) pekerjaan akan menjadi lebih sederhana.
Pada tahun 1886, Herry Towne mengemukakan pentingnya para
insinyur untuk memperhatikan profitabilitas dari keputusan yang diambil dalam
tulisannya “The Enginees as Economist”
yang dimuat pada “Transactions of the
American Society of Mechanical Engineers”. Towne menekankan pada pentingnya ilmu ekonomi untuk para engineer dalam mengambil keputusan.
Anggota lain dari The American Society of
Mechanical Engineers (ASME) yang dipengaruhi oleh konsep Towne adalah Frederic W. Taylor yang kemudian dikenal dengan Bapak Teknik
Industri. Pada tahun 1874, Taylor
bekerja diperusahaan hidraulik menjadi seorang mekanik. Sembilan tahun kemudian
menikah dan menerima gelar sarjana Teknik Industri dari Steven Institute, dan kemudian dipromosikan menjadi kepala teknik
pada pabrik baja di Amerika. Usaha-usahanya pada perusahaan baja membawa
pemikiran apa yang dikenal sebagai “Scientific
Management” disini bidang engineering
harus ikut bertanggung jawab terhadap hal-hal yang menyangkut perancangan,
pengukuran, perencanaan, penjadwalan maupun pengendalian tenaga kerja. Pada
tahun 1881, Taylor melakukan studi
tentang pemotongan baja selama 25 tahun dan dipublikasikan di Transaction of The American Society of
Mechanical Engineers pada tahun 1907 yang merupakan paper terpanjang.
Selanjutnya di Bethlehem Steel, Taylor melakukan
analisis tentang percobaan menyekopan untuk mengangkat biji batu bara dan biji
besi. Satu skop penuh untuk biji batu bara beratnya hanya 3,5 pound. Sedangkan
satu skop penuh untuk biji besi beratnya 38 pound. Dari kasus ini, Taylor menyimpulkan bahwa jenis skop
yang sama tidak ideal digunakan untuk semua pekerjaan. Untuk itu Taylor menugaskan dua orang untuk
melakukan pekerjaan penyekopan dengan ukuran skop yang bervariasi dari yang
berkapasitas kecil hingga yang berkapasitas besar. Setelah melakukan beberapa
eksperimen dia temukan bahwa skop dengan kapasitas 21,5 pound merupakan bobot
yang ideal. Produktivitas penyekopan dapat ditingkatkan secara dramatis.
Sehingga dalam periode 3,5 tahun jumlah pekerja penyekopan dapat dikurangi dari
500 menjadi 140 tenaga kerja.
Hasil penelitian yang lainnya
dari Taylor adalah penentuan metode
untuk pengaturan jam kerja yang optimum. Pada penelitian ini Taylor melakukan pemindahan besi gumbal
untuk menentukan metode pemindahan, kecepatan, waktu kerja dan waktu istirahat
yang optimal. Sebelum penelitian Taylor
memilih pekerja dan diberi pengarahan yang intinya bahwa penelitian yang
dilakukan bukan untuk mengukur kekuatan maksimum pekerja tetapi untuk
mengetahui seberapa besar tenaga seorang pekerja yang dikeluarkan agar pekerja
tersebut dapat memberi hasil yang sebanyak-banyaknya. Sebelum dilakukan
penelitian, pekerja yang dipilih dilatih terlebih dahulu agar mempunyai
keseragaman dalam melakukan pekerjaan. Hasil penelitian menyebutkan bahwa
pekerjaan sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu bekerja, lamanya waktu
istirahat dan frekuensi istirahat. Analisis spesifikasi dan kebutuhan kerja
yang dikembangkannya dikenal sebagai Work
Design or Method Study. Taylor juga
dikenal sebagai pelopor aktivitas yang sekarang dikenal dengan pengukuran
kerja. Aktivitas ini ditekankan pada penentuan waktu baku dengan menggunakan
jam henti bagi seorang pekerja yang melakukan pekerjaan. Studi yang dilakukan Taylor pada dasarnya ditekankan pada
peningkatan efisiensi yang diterapkan pada tiap bagian. Peningkatan efisiensi
manual di tiap bagian dilakukan dengan mengeliminir gerakan yang tidak
bermanfaat, gerakan yang lambat dan gerakan yang mengganggu. Pekerjaan mekanik
ditingkatkan dengan memanfaatkan peralatan bantu seperti jigs dan fixture. Sistem
yang dikembangkan Taylor dalam upaya
peningkatan efisiensi kerja difokuskan pada perbaikan metode kerja, mengurangi
waktu kerja dan mengembangkan standar kerja. Pada sisi lain, ide Taylor mengenai peningkatan efisiensi
dan produktivitas tidak lepas dari perasaan khawatir, bahkan timbul kecaman
dari perkumpulan tenaga kerja Amerika yang menilai pendapat Taylor tersebut sebagai rencana serius
untuk mengurangi keterlibatan manusia yang digantikan dengan mesin.
Tokoh Teknik Industri lainnya
adalah Frank B. Gilbreth yang lahir
di Maine Fairfield 7 Juli 1868.
Beliau memperkenalkan analisis gerakan yang disebut Micromotion Studies pada pertemuan American Society of Mechanical Engineers (ASME). Pada mulanya ia
adalah seorang kontraktor bangunan yang berhasil di Amerika Serikat. Bersama
istrinya, Lilian seorang Doctor di bidang psikologi, telah
memperkuat peranan faktor manusia pada konsep Teknik Industri. Gilbreth sangat berjasa dalam usaha
memberi landasan untuk mngeidentifikasi dan menganalisa gerakan-gerakan dasar
manusia pada saat melakukan kerja manual dan Gilbreth ini banyak sekali memberi kesadaran bagi manajemen arti
pentingnya penyederhanaan didalam perencanaan, cara dan prosedur kerja guna
memperoleh cara kerja yang efektif dan efisien. Prosedur yang dilakukan adalah
dengan membagi pekerjaan menjadi elemen-elemen gerakan dasar. Elemen-elemen
gerakan-gerakan dasar yang dipimpin oleh
Gilbreth berjumlah 17 gerakan dasar dan dengan elemen-elemen inilah
perbaikan-perbaikan dilakukan.
Tokoh lain yang mengembangkan
disiplin Teknik Industri adalah Henry
Gantt yang mengembangkan prosedur penjadwalan tenaga kerja dengen
menggunakan peta balok atau peta Gantt.
Ralph Barnes, Doctor Teknik Industri pertama dari Cornell University tahun 1933. Karya beliau adalah buku klasik
yaitu Motion and Time Study. H. B.
Maynard, G.J. Stegmertendan S.M Loury (1927) menulis buku “Motion and Time Study” dan menekankan
pada pentingnya studi gerakan dan metode kerja yan baik. Pada tahun 1932, A.H, Mogenson mempublikasikan “Common Sense Applied to Time and Motion
Study” memfokuskan pada konsep studi gerakan dengan pendekatan
penyederhanaan kerja. Disamping tokoh-tokoh tersebut diatas masih banyak pelopor-pelopor
yang dianggap berjasa dalam memberi landasan pengembangan Teknik Industri
seperti L.P. Alford, Arthur C. Anderson,
W.Edward Deming, Eugene L. Grant, Robeth Hoxie, Joseph Juran, Marvin E. Mundel dan
Walter Shewart. [ETP]
Sumber :
Pengantar Teknik Industri Hari Purnomo